NASKAH KHUTBAH JUM’AT
AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN
SALING MENASIHATI
Oleh Latifa Fatah
(16.0401.0056)
A.
Khutbah I
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
أَشْهَدُ
اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
يَا
أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا
وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ
اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا.
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ
اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Ma’asyiral
Muslimin rahimakumullah…
Rasanya
tak habis-habisnya kita mesti bersyukur kepada Allah, karena dari limpahan
rahmat dan karuniaNya, hingga kini kita tetap bertahan menjaga keimanan kita
sebagai tingkat nikmat yang paling tinggi. Syahadatpun harus selalu kita
benahi, biar lebih mendekati makna yang hakiki. Sanjungan shalawat kita
sampaikan kepada Baginda Rasul, ujung tombak pembawa pelita kehidupan
Lahirnya
Islam sebagai “ajaran Ilahi” di tanah Arab dimulai pada periode Makkah, tempat
baginda Rasul dilahirkan. Salah satu ciri khas periode Islam awal Makkah adalah
cara penyampaian Islam yang dialkukan oleh Nabi, yakni dengan menasehati. Nasehat
dilakukan oleh Nabi secara terus menerus, menyampaikan hikmah cerita umat
terdahulu, hikmah para Nabi terdahulu dan lain sebagainya. Beberapa persoalan
penting dalam ranah ajaran Islam yang menyangkut aspek Teologis, rukun Islam
dan sikap beragama dapat diungkapan dan diajarkan oleh Nabi dengan baik.
Singkatnya,
Nabi Muhammad memandang agama adalah nasehat. Salah satu hadis dari Ibni ’Umar,
menjeaskan:
عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ
تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الدِّيْنُ
النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ
وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ
(رواه البخاري
ومسلم)
“Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari
radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda:
Agama adalah nasehat, kami berkata: Kepada siapa? Beliau bersabda: Kepada Allah, kitab-Nya,
Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin dan rakyatnya”.
(Riwayat Bukhari dan Muslim)
Hadits
diatas menegaskan bahkan sampai tiga kali –sebagaimana hadits lain yang populer
mengenai berbakti kepada ibu,ibu dan ibu baru kemudian bapak-, mengindikasikan
bahwa pemahaman awal yang perlu ditanamkan adalah Islam bukan hanya mengenai
doktrin, melainkan nasehat. Sebagai penekanan nasehat, biasanya pola ini
dimainkan oleh kaum sufi. Kata, ucapan
dan pandangan mereka terhadap agama sangat teduh, penuh dengan kearifan. Sebaliknya
sebagai doktrin, maka Islam biasanya dimainkan oleh para ahli fiqh.
Tentu
keduanya bisa bersinergi dengan baik, hanya saja konteks awal Islam adalah
nasehat bagi masayarakat Arab pada masa itu. Islam sebagai sebuah agama wahyu
berbasis pada doktrin teologi yang kokoh, terutama tentang doktrin Trilogi
Iman, Islam dan Ihsan. Namun ilsam sebagai ajaran wahyu awal berbasis pada
pengokohan pondasi diri, memperbaiki diri, mendekatkan diri sedekat mungkin
dengan Allah dan menjadi lampu bagi sekitar.
Mengenai
konsepsi tentang Islam, Rasulullah pernah ditanya seorang sahabat Sufyan bin
Abdullah ats-Tsaqafi: ”Wahai baginda Utusan Allah (Rasulullah), katakan bagiku
tentang Islam yang aku takkan pernah bertanya lagi kepada seseorang setelah
engkau (Rasul), maka beliau menjawab: ”Katakan Aku beriman kepada Allah lalu
beristiqamah”. Lewat nasihatnya, masayarakat yang disentuhnya mulai mengakui
Allah sebagai Tuhan mereka, Islam sebagai agama mereka dan Nabi Muhammad
sebagai utusanNya, walaupun jumlahnya masih terbilang kecil, baginda Rasulullah
sudah berhasil masuk melauli memahamkan Islam dari hati ke hati, sehingga umat
Islawa awal periode Makkah sedikit namun sangat berkualitas.
Kualitas
mereka ada yang bisa dibuktikan dengan kerelaan mereka mengorbaknan diri mereka
hanya untuk membela Nabi, yang demikian itu karena keyakinan mereka, dan mereka
adalah sahabat yang tulus dalam beragama (mukhlisin lahuddin). Melalui nasehat
pula lah, Rasul mengajarkan masayarakatnya agar selalu sabar dalam menjalankan
hukum Allah, menerima atas keputusan dan ujian dariNya, ikhlas serta selalu
memohon keselamatan (ber-Islam) hanya kepada Tuhan (Allah).
Untuk
menjadi muslim, atau memuslimkan satu orang saja, Nabi Muhammad menempuh jalan
kesabaran yang luar biasa. Kesabaran, ketekunan, kelembutan dan peringai yang
baik adalah muatas semua segi ajaran Islam yang beliau sampaikan sebagai agama
nasehat.
Nasehat
yang mengingatkan secara perlahan, menerangkan secara baik, menyadarkan secara
arif, siapa saja yang akan kita temui dalam menjalankan misi dakwah. Kiranya
baik sekali untuk direnungkan sebuah tamsil dalam al-Qur’an: ”Adapun buih, maka
akan sirna tanpa arti; dan adapun yang bermanfaat untuk manusia, makan akan
tetap berada di bumi” (QS. Ar-Ra’d, 13:17).
B.
Khutbah
II
إِنَّ
اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا
بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ
قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً. رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
وَصَلَّى
اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يِوْمِ الدِّيْنِ
عِبَادَ اللهِ،
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar