Sabtu, 03 Februari 2018

Khutbatul Hajjah



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
أَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Sabtu, 27 Januari 2018

Makalah Dakwah dengan Film dan Seni Drama



DAKWAH DENGAN FILM DAN SENI DRAMA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan 3
Dosen Pengampu : Agus Miswanto, M. A.



Disusun Oleh :
Latifa Fatah
16.0401.0056
Taufik Sholihin
16.0401.0057
Nur Ismailah
16.0401.0058
Miftachul Jannah
16.0401.0060


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2017

DAFTAR ISI





BAB I

 PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang


Islam adalah agama yang berisi dengan petunjuk-petunjuk agar manusia secara individual menjadi manusia yang baik, beradab, dan berkualitas, selalu berbuat baik sehingga mampu membangun sebuah peradaban yang maju, sebuah tatanan kehidupan yang manusiawi dalam arti kehidupan yang adil, maju bebas dari berbagai ancaman, penindasan, dan berbagai kekhawatiran. Agar mencapai yang diinginkan tersebut diperlukan apa yang dinamakan sebagai dakwah. Karena dengan masuknya Islam dalam sejarah  umat manusia, agama ini mencoba meyakinkan umat manusia tentang kebenarannya dan menyeru manusia agar menjadi penganutnya. Di samping itu, Islam sebagai agama disebut agama dakwah, maksudnya adalah agama yang disebarluaskan dengan cara damai, tidak lewat kekerasan.[1]
Dakwah Islam dalam berbagai bentuknya telah mengantarkan Islam sebagai agama universal yang mudah dan cepat bisa diterima di berbagai belahan dunia, tidak hanya di Timur Tengah, melainkan di negara-negara Asia, Afrika, Eropa, bahkan Australia dan Amerika, itu semua karena adanya rutinitas proses dakwah yang dilakukan oleh individu-individu muslim sebagai juru dakwah.[2]
Beragama Islam tidak berarti harus jauh dari dunia seni atau bersikap anti-kesenian. Jika beragama Islam merupakan fitrah manusia, maka berkesenian pun adalah naluri manusia. Berpijak pada nilai-nilai fitrah kemanusiaan yang cenderung kepada kebenaran dan kebajikan, maka sesungguhnya berkesenian yang mengekspresikan keindahan itu juga dapat merefleksikan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan bagi kemaslahatan hidup umat manusia.
Relevan dengan hal di atas, maka pada dasarnya gagasan dan aktivitas umat Islam untuk menciptakan hasil karya seni itu harus menjadi bagian dari sikap keberagamaannya. Artinya, berkesenian atau proses menghasilkan kreasi seni tidak bisa lepas dan terpisah dari norma dan ajaran agama Islam. Begitu pula ketika menikmati atau mengapresiasi hasil karya seni harus senantiasa berpatokan pada nilai agama Islam. Dengan kata lain, kesenian bisa menjadi subyek dan obyek dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar.[3]

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah pengertian, dasar kewajiban, dan tujuan dakwah ?
2.      Bagaimanakah film dan seni drama sebagai media dan metode dakwah ?

C.    Tujuan dan Manfaat


1.      Untuk mengetahui pengertian, dasar kewajiban, dan tujuan dakwah
2.      Untuk mengetahui film dan seni drama sebagai media dan metode dakwah.

BAB II

 PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN, DASAR KEWAJIBAN , DAN TUJUAN DAKWAH


1.      PENGERTIAN DAKWAH

Sampai sekarang ini telah banyak para Sarjana atau para ahli yang memberikan definisi atau pengertian tentang dakwah, beberapa definisi tersebut antara lain sebagai berikut :
a.       Drs. H. Mardar Helmy, memberikan pengertian :
“Dakwah menurut bahasa dari kata : دَعَا – يَدْعُوْ
yang berarti : seruan, panggilan, undangan. Dan menurut istilah : mengajak dan menggerakkan manusia, agar mentaati ajaran-ajaran Allah (Islam)”.
b.      Drs. Nasruddin Razak, dalam “Metodologi Dakwah” memberikan arti : “Dakwah artinya memanggil, mengajak, menyeru, menganjurkan kepada sesuatu”.
c.       Muhammad Natsir dalam tulisannya yang berjudul : “Fungsi Dakwah Islam Dalam Rangka Perjuangan”, bahwa :
“Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf  nahi mungkar, dengan berbagai macam cara dan media yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam peri kehidupan bermasyarakat dan peri kehidupan bernegara”.
Melihat dari pengertian memberikan arti bahwa dakwah setiap suatu kegiatan yang berbentuk apapun kegiatan itu, asalkan mengandung salah satu nilai ajakan, seruan, panggilan dan seterusnya kepada ketaqwaan, budi pekerti, ibadat dan sebagainya menurut ajaran-ajaran Islam.
Jadi dengan perkataan lain, dakwah adalah ajakan dan seterusnya kepada umat manusia (individu atau kelompok) dalam bentuk amar ma’ruf nahi mungkar (lisan, tulisan dan sebagainya) dengan menggunakan sarana untuk mencapai tujuan itu yang diridloi Allah SWT.[4]

2.      DASAR KEWAJIBAN DAKWAH

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ali ‘Imron ayat 104 yang artinya
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.
Ayat tersebut memberikan pengertian bahwa :
Pertama     : manusia itu untuk melaksanakan hal-hal yang baik (ma’ruf), dalam perbuatan atau pekerjaannya sesuai dengan perintah Allah.
Kedua       : manusia diharuskan pula untuk meninggalkan atau menjauhi dari hal-hal yang tidak baik (mungkar), dalam perbuatan atau pekerjaan yang dilarang oleh Allah.
Dengan demikian setiap usaha yang dilakukan oleh manusia untuk melepaskan dirinya dari hal-hal yang dilarang dan mendekatkan serta melaksanakan hal-hal yang baik, diperintahkan, ini berarti dapat dikatakan telah melaksanakan dasar kewajiban dakwah.



3.      TUJUAN DAKWAH

Sebenarnya tujuan dakwah itu adalah tujuan diturunkan ajaran Islam bagi umat manusia itu sendiri, yaitu untuk membuat manusia memiliki kualitas akidah, ibadah , serta akhlak yang tinggi. Namun secara umum tujuan dakwah dalam Al-Qur’an adalah :
a.       Dakwah bertujuan untuk menghidupkan hati yang mati.
b.      Agar manusia mendapatampunan dan menghindarkan azab dari Allah SWT.
c.       Untuk menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya.
d.      Untuk menegakkan agama dan tidak terpecah-pecah.
e.       Mengajak dan menuntun ke jalan yang lurus.
f.       Untuk menghilangkan pagar penghalang sampainya ayat-ayat Allah SWT ke dalam lubuk hati masyarakat.[5]

B.     FILM DAN SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAN METODE DAKWAH


Dakwah pada dasarnya menyampaikan pesan-pesan Islam kepada masyarakat luas. Dalam hal ini dakwah bisa dilaksanakan dengan menggunakan berbagai media yang ada, termasuk dakwah harus menggunakan media-media mutakhir untuk bisa dimanfaatkan sebagai media dakwah.[6]
Seni memiliki makna sesuatu yang indah atau keindahan. Seni memuat aspek estetika dan oleh karenanya sangat memungkinkan untuk diolah menjadi hiburan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam hal ini, dakwah yang disampaikan dengan memperhatikan aspek artistik dan estetik akan memiliki daya persuasi yang lebih efektif.
Perjumpaan kalangan warga Muhammadiyah dengan dunia seni tidak bisa diingkari, bahkan melahirkan kreativitas-kreativitas tersendiri. Secara umum, apresiasi seni warga Muhammadiyah mencakup seni tari, seni suara, seni lukis, seni sastra, seni musik, seni ukir, seni beladiri, seni qira’ah, seni taman, arsitektur, dan tentunya seni teater/ drama dan seni film.
Dalam kehidupan manusia, seni dan estetika mempunyai beberapa manfaat dan daya guna. Pertama, seni bisa untuk menciptakan harmoni vertikal (habluminallah) dan horizontal (habluminannas). Kedua, seni dapat menjadi bermanfaat untuk menanamkan kesadaran multikultural. Ketiga, pendayagunaan dan pendidikan seni untuk keluhuran dan kehalusan budi. Keempat, seni sebagai alat untuk mencerdaskan emosi dan menyampaikan pesan kodrati manusia kepada Allah SWT. Dan kelima, dalam hal tertentu seni dapat digunakan sebagai media dakwah.[7]
Bagi pecinta karya seni, pesan dakwah lewat karya seni lebih banyak membuatnya berpikir tentang Allah SWT. dan makhluk.Nya, lebih daripada ketika hanya mendengar ceramah agama. Sebagai contoh, penonton film The Message bisa menangkap pesan dakwah di dalamnya, bagaimana semangat para sahabat Rasulullah dalam berdakwah, bagaimana merdunya suara Bilal bin Rabbah ketika diperankan untuk mengumandangkan azan di dekat Kakbah dalam film itu.[8]

1.      FILM

Film atau gambar hidup juga sering disebut movie dan secara kolektif sering disebut ‘sinema’. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi (http://id.wikipedia.org/wiki/film). Dalam film terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Film dapat dijadikan media dakwah dengan kelebihannya sebagai audio visual. Keunikan film sebagai media dakwah ini antara lain :
a.       Secara psikologis, penyuguhan secara hidup dan tampak yang dapat berlanjut dengan animation memiliki keunggulan daya efektifnya terhadap penonton.
b.      Media film yang menyuguhkan pesan hidup dapat mengurangi keraguan yang disuguhkan, lebih mudah diingat dan mengurangi kelupaan.
Film yang dapat memengaruhi emosi penonton memang amat mengesankan. Pada tahun 1970-an ribuan orang datang ke masing-masing gedung bioskop untuk menyaksikan film The Message. Penonton film dakwah tersebut amat terkesan bahkan seolah-olah menyaksikan secara langsung perjuangan Rasulullah SAW. dalam berdakwah di kota Mekkah yang penuh intimidasi dan tantangan-tantangan lainnya. Mereka sudah lama mendengar nama Bilal, muadzin pertama kali dalam literatur Islam, akan tetapi lebih berkesan ketika melihat sosoknya dalam film tersebut.[9]
Contoh film dakwah selain The Message (Ar-Risalah) adalah Lion of the Desert, Walisongo, Fatahillah, dan lain-lain. Selain itu film Indonesia sebagai media dakwah yang terkenal diantaranya Sang Pencerah, Sang Kyai, Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2, Ayat-Ayat Cinta 1 dan 2, Hijrah Cinta, dan masih banyak lagi.

2.      SENI DRAMA

Secara umum, pengertian drama adalah karya sastra ynag ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukan oleh aktor. Pementasan naskah dramaa dikenala dengan istilah teater. Dapat dikatakan bahwa drama berupa cerita yang diperagakan para pemain di panggung.
Sebenarnya film juga termasuk dalam seni drama. Lain dengan film yaitu sinetron atau sinema elektronik yang dalam bahasa Inggris disebut soap opera dan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela. Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai dengan konflik. Mulai tahun 2000-an banyak bermunculan sinetron bernuansa dakwah yang disiarkan oleh hampir semua stasiun TV di Indonesia. 
Sinetron-sinetron yang dapat disebut sebagai sinetron dakwah antara lain, Takdir Ilahi, Hidayah, Hikmah dan sebagainya yang pada umumnya bercerita tentang kedurhakaan seseorang kepada Allah atau sesama dan hukuman atau akibat pahit yang dirasakannya sebagai hukuman di dunia.[10]
Film dan sinetron sebagai media dakwah mempunyai kelebihan, antara lain dapat menjangaku berbagai kalangan. Di samping itu juga dapat diputar ulang di tempat yang membutuhkan sesuai dengan situasi dan kondisinya. Kelemahannya adalah biayanya cukup mahal, prosedur pembuatannya cukup panjang dan memerlukan keterlibatan berbagai pihak.[11]
Seni drama selain berupa sinema elektronik, dapat melalui pertunjukan wayang orang atau wayang kulit. Wayang kulit sendiri digolongkan sebagai media yang bersifat “Audio visual” artinya suatu media yang dapat dilihat dan didengar, dalam hal ini seperti sandiwara, pertemuan dan semacamnya. Wayang kulit juga termasuk salah satu media dakwah yang dipandang lengkap untuk membawakan suatu bentuk dari suatu ajaran, seperti ajaran-ajaran Islam.[12]
Potensi-potensi masyarakat dalam mengembangkan kesenian dalam Islam seharusnya menjadi sarana dan media untuk mengembangkan dakwah Islamiyyah, yang pada tujuan akhirnya adalah dapat mendekatkan manusia untuk lebih memahami ajaran dan perintah Tuhan melalui pendekatan seni itu. Dengan demikian seni mempunyai landasan dan kriteria batasan-batasan yang tidak menjerumuskan pemirsa atau penikmatnya, akan tetapi justru melalui seni ini. Manusia dapat secara tidak langsung mengerti dan bertambah pengetahuan agamanya, di mana pada akhirnya mereka akan menjalankan ajaran agama Islam secara lebih baik.[13]

BAB III

 KESIMPULAN


Dari hasil Makalah tentang Dakwah dengan Film dan Seni Drama, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dakwah adalah ajakan dan seterusnya kepada umat manusia (individu atau kelompok) dalam bentuk amar ma’ruf nahi mungkar (lisan, tulisan dan sebagainya) dengan menggunakan sarana untuk mencapai tujuan itu yang diridloi Allah SWT.
Film atau gambar hidup juga sering disebut movie dan secara kolektif sering disebut ‘sinema’. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Film dapat dijadikan media dakwah dengan kelebihannya sebagai audio visual. Sementara itu pengertian drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dikenal dengan istilah teater. Dapat dikatakan bahwa berupa cerita yang diperagakan para pemain di panggung.
Film dan sinetron sebagai media dakwah mempunyai kelebihan, antara lain dapat menjangaku berbagai kalangan. Di samping itu juga dapat diputar ulang di tempat yang membutuhkan sesuai dengan situasi dan kondisinya. Kelemahannya adalah biayanya cukup mahal, prosedur pembuatannya cukup panjang dan memerlukan keterlibatan berbagai pihak.








DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. 2008. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam. Jakarta: Amzah.
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.
Aziz, Moh. Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media.
Aziz, Moh. Ali. 2016. Ilmu Dakwah Edisi Revisi. Jakarta: Prenadamedia Group.
Suara Muhammadiyah. 2004. Dakwah Kultural Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Sugito, Bambang. 1992. Dakwah Islam Melalui Media Wayang Kulit. Solo: Aneka.


[1] H. Moh. Ali Aziz, 2004, Ilmu Dakwah, hlm 1.
[2] Samsul Munir Amin, 2008, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, hlm ix.
[3] Suara Muhammadiyah, 2004, Dakwah Kultural Muhammadiyah, hlm.53.
[4] Bambang Sugito, 1992, Dakwah Islam Melalui Media Wayang Kulit, hlm. 17-19.
[5] Moh. Ali Aziz, 2004, Ilmu Dakwah, hlm. 61-63.
[6] Samsul Munir Amin, 2008, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, hlm 182.
[7] Suara Muhammadiyah, 2004, Dakwah Kultural Muhammadiyah, hlm. 54-59.
[8] Moh. Ali Aziz, 2016, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, hlm. 330.
[9] Moh. Ali Aziz, 2016, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, hlm. 425-426.
[10] Moh. Ali Aziz, 2016, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, hlm. 427.
[11] Samsul Munir Amin, 2009, Ilmu Dakwah, hlm. 121.
[12] Bambang Sugito, 1992, Dakwah Islam Melalui Media Wayang Kulit, hlm. 43-44.
[13] Samsul Munir Amin, 2009, Ilmu Dakwah, hlm. 251-252.