DAKWAH DENGAN FILM DAN SENI DRAMA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan 3
Dosen Pengampu : Agus Miswanto, M. A.
Disusun Oleh :
Latifa Fatah
|
16.0401.0056
|
Taufik Sholihin
|
16.0401.0057
|
Nur Ismailah
|
16.0401.0058
|
Miftachul Jannah
|
16.0401.0060
|
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2017
DAFTAR ISI
Islam adalah agama yang berisi dengan petunjuk-petunjuk
agar manusia secara individual menjadi manusia yang baik, beradab, dan
berkualitas, selalu berbuat baik sehingga mampu membangun sebuah peradaban yang
maju, sebuah tatanan kehidupan yang manusiawi dalam arti kehidupan yang adil,
maju bebas dari berbagai ancaman, penindasan, dan berbagai kekhawatiran. Agar
mencapai yang diinginkan tersebut diperlukan apa yang dinamakan sebagai dakwah.
Karena dengan masuknya Islam dalam sejarah
umat manusia, agama ini mencoba meyakinkan umat manusia tentang
kebenarannya dan menyeru manusia agar menjadi penganutnya. Di samping itu,
Islam sebagai agama disebut agama dakwah, maksudnya adalah agama yang
disebarluaskan dengan cara damai, tidak lewat kekerasan.
Dakwah Islam dalam berbagai bentuknya telah mengantarkan
Islam sebagai agama universal yang mudah dan cepat bisa diterima di berbagai
belahan dunia, tidak hanya di Timur Tengah, melainkan di negara-negara Asia,
Afrika, Eropa, bahkan Australia dan Amerika, itu semua karena adanya rutinitas
proses dakwah yang dilakukan oleh individu-individu muslim sebagai juru dakwah.
Beragama Islam tidak berarti harus jauh dari dunia seni
atau bersikap anti-kesenian. Jika beragama Islam merupakan fitrah manusia, maka
berkesenian pun adalah naluri manusia. Berpijak pada nilai-nilai fitrah
kemanusiaan yang cenderung kepada kebenaran dan kebajikan, maka sesungguhnya
berkesenian yang mengekspresikan keindahan itu juga dapat merefleksikan
nilai-nilai kebenaran dan kebajikan bagi kemaslahatan hidup umat manusia.
Relevan
dengan hal di atas, maka pada dasarnya gagasan dan aktivitas umat Islam untuk
menciptakan hasil karya seni itu harus menjadi bagian dari sikap
keberagamaannya. Artinya, berkesenian atau proses menghasilkan kreasi seni
tidak bisa lepas dan terpisah dari norma dan ajaran agama Islam. Begitu pula
ketika menikmati atau mengapresiasi hasil karya seni harus senantiasa
berpatokan pada nilai agama Islam. Dengan kata lain, kesenian bisa menjadi
subyek dan obyek dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar.
1.
Bagaimanakah
pengertian, dasar kewajiban, dan tujuan dakwah ?
2.
Bagaimanakah film
dan seni drama sebagai media dan metode dakwah ?
1.
Untuk mengetahui pengertian,
dasar kewajiban, dan tujuan dakwah
2.
Untuk mengetahui film
dan seni drama sebagai media dan metode dakwah.
Sampai
sekarang ini telah banyak para Sarjana atau para ahli yang memberikan definisi
atau pengertian tentang dakwah, beberapa definisi tersebut antara lain sebagai
berikut :
a.
Drs. H. Mardar
Helmy, memberikan pengertian :
“Dakwah menurut
bahasa dari kata : دَعَا – يَدْعُوْ
yang berarti :
seruan, panggilan, undangan. Dan menurut istilah : mengajak dan menggerakkan
manusia, agar mentaati ajaran-ajaran Allah (Islam)”.
b.
Drs. Nasruddin Razak, dalam “Metodologi Dakwah” memberikan arti : “Dakwah
artinya memanggil, mengajak, menyeru, menganjurkan kepada sesuatu”.
c.
Muhammad Natsir dalam tulisannya yang berjudul : “Fungsi Dakwah Islam
Dalam Rangka Perjuangan”, bahwa :
“Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan
manusia dan seluruh umat konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup
manusia di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf
nahi mungkar, dengan berbagai macam cara dan media yang diperbolehkan
akhlak dan membimbing pengalamannya dalam peri kehidupan bermasyarakat dan peri
kehidupan bernegara”.
Melihat dari pengertian memberikan arti bahwa dakwah
setiap suatu kegiatan yang berbentuk apapun kegiatan itu, asalkan mengandung
salah satu nilai ajakan, seruan, panggilan dan seterusnya kepada ketaqwaan,
budi pekerti, ibadat dan sebagainya menurut ajaran-ajaran Islam.
Jadi dengan perkataan lain, dakwah adalah ajakan dan
seterusnya kepada umat manusia (individu atau kelompok) dalam bentuk amar
ma’ruf nahi mungkar (lisan, tulisan dan sebagainya) dengan menggunakan sarana
untuk mencapai tujuan itu yang diridloi Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ali
‘Imron ayat 104 yang artinya
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.
Ayat tersebut memberikan pengertian bahwa :
Pertama : manusia itu untuk melaksanakan hal-hal yang baik (ma’ruf),
dalam perbuatan atau pekerjaannya sesuai dengan perintah Allah.
Kedua : manusia diharuskan pula untuk meninggalkan atau menjauhi
dari hal-hal yang tidak baik (mungkar), dalam perbuatan atau pekerjaan yang
dilarang oleh Allah.
Dengan demikian setiap usaha yang
dilakukan oleh manusia untuk melepaskan dirinya dari hal-hal yang dilarang dan
mendekatkan serta melaksanakan hal-hal yang baik, diperintahkan, ini berarti
dapat dikatakan telah melaksanakan dasar kewajiban dakwah.
Sebenarnya tujuan dakwah itu
adalah tujuan diturunkan ajaran Islam bagi umat manusia itu sendiri, yaitu
untuk membuat manusia memiliki kualitas akidah, ibadah , serta akhlak yang
tinggi. Namun secara umum tujuan dakwah dalam Al-Qur’an adalah :
a. Dakwah
bertujuan untuk menghidupkan hati yang mati.
b. Agar
manusia mendapatampunan dan menghindarkan azab dari Allah SWT.
c. Untuk
menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya.
d. Untuk
menegakkan agama dan tidak terpecah-pecah.
e. Mengajak
dan menuntun ke jalan yang lurus.
f. Untuk
menghilangkan pagar penghalang sampainya ayat-ayat Allah SWT ke dalam lubuk
hati masyarakat.
Dakwah
pada dasarnya menyampaikan pesan-pesan Islam kepada masyarakat luas. Dalam hal
ini dakwah bisa dilaksanakan dengan menggunakan berbagai media yang ada,
termasuk dakwah harus menggunakan media-media mutakhir untuk bisa dimanfaatkan
sebagai media dakwah.
Seni
memiliki makna sesuatu yang indah atau keindahan. Seni memuat aspek estetika
dan oleh karenanya sangat memungkinkan untuk diolah menjadi hiburan yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam hal ini, dakwah yang disampaikan dengan
memperhatikan aspek artistik dan estetik akan memiliki daya persuasi yang lebih
efektif.
Perjumpaan
kalangan warga Muhammadiyah dengan dunia seni tidak bisa diingkari, bahkan
melahirkan kreativitas-kreativitas tersendiri. Secara umum, apresiasi seni
warga Muhammadiyah mencakup seni tari, seni suara, seni lukis, seni sastra,
seni musik, seni ukir, seni beladiri, seni qira’ah, seni taman, arsitektur, dan
tentunya seni teater/ drama dan seni film.
Dalam
kehidupan manusia, seni dan estetika mempunyai beberapa manfaat dan daya guna.
Pertama, seni bisa untuk menciptakan harmoni vertikal (habluminallah)
dan horizontal (habluminannas). Kedua, seni dapat menjadi bermanfaat
untuk menanamkan kesadaran multikultural. Ketiga, pendayagunaan dan pendidikan
seni untuk keluhuran dan kehalusan budi. Keempat, seni sebagai alat untuk
mencerdaskan emosi dan menyampaikan pesan kodrati manusia kepada Allah SWT. Dan
kelima, dalam hal tertentu seni dapat digunakan sebagai media dakwah.
Bagi
pecinta karya seni, pesan dakwah lewat karya seni lebih banyak membuatnya
berpikir tentang Allah SWT. dan makhluk.Nya, lebih daripada ketika hanya
mendengar ceramah agama. Sebagai contoh, penonton film The Message bisa
menangkap pesan dakwah di dalamnya, bagaimana semangat para sahabat Rasulullah
dalam berdakwah, bagaimana merdunya suara Bilal bin Rabbah ketika diperankan
untuk mengumandangkan azan di dekat Kakbah dalam film itu.
Film atau gambar hidup juga
sering disebut movie dan secara kolektif sering disebut ‘sinema’. Film
dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur
palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi (http://id.wikipedia.org/wiki/film).
Dalam film terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Film
dapat dijadikan media dakwah dengan kelebihannya sebagai audio visual. Keunikan
film sebagai media dakwah ini antara lain :
a. Secara
psikologis, penyuguhan secara hidup dan tampak yang dapat berlanjut dengan animation
memiliki keunggulan daya efektifnya terhadap penonton.
b. Media
film yang menyuguhkan pesan hidup dapat mengurangi keraguan yang disuguhkan,
lebih mudah diingat dan mengurangi kelupaan.
Film yang dapat memengaruhi emosi
penonton memang amat mengesankan. Pada tahun 1970-an ribuan orang datang ke
masing-masing gedung bioskop untuk menyaksikan film The Message. Penonton
film dakwah tersebut amat terkesan bahkan seolah-olah menyaksikan secara
langsung perjuangan Rasulullah SAW. dalam berdakwah di kota Mekkah yang penuh
intimidasi dan tantangan-tantangan lainnya. Mereka sudah lama mendengar nama
Bilal, muadzin pertama kali dalam literatur Islam, akan tetapi lebih berkesan
ketika melihat sosoknya dalam film tersebut.
Contoh film dakwah selain The
Message (Ar-Risalah) adalah Lion of the Desert, Walisongo,
Fatahillah, dan lain-lain. Selain itu film Indonesia sebagai media dakwah
yang terkenal diantaranya Sang Pencerah, Sang Kyai, Ketika Cinta Bertasbih 1
dan 2, Ayat-Ayat Cinta 1 dan 2, Hijrah Cinta, dan masih banyak lagi.
Secara umum,
pengertian drama adalah karya sastra ynag ditulis dalam bentuk dialog dengan
maksud dipertunjukan oleh aktor. Pementasan naskah dramaa dikenala dengan
istilah teater. Dapat dikatakan bahwa drama berupa cerita yang diperagakan para
pemain di panggung.
Sebenarnya film juga termasuk
dalam seni drama. Lain dengan film yaitu sinetron atau sinema elektronik yang
dalam bahasa Inggris disebut soap opera dan dalam bahasa Spanyol disebut
telenovela. Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia
sehari-hari yang diwarnai dengan konflik. Mulai tahun 2000-an banyak
bermunculan sinetron bernuansa dakwah yang disiarkan oleh hampir semua stasiun
TV di Indonesia.
Sinetron-sinetron yang dapat
disebut sebagai sinetron dakwah antara lain, Takdir Ilahi, Hidayah, Hikmah dan
sebagainya yang pada umumnya bercerita tentang kedurhakaan seseorang kepada
Allah atau sesama dan hukuman atau akibat pahit yang dirasakannya sebagai
hukuman di dunia.
Film dan sinetron sebagai media
dakwah mempunyai kelebihan, antara lain dapat menjangaku berbagai kalangan. Di
samping itu juga dapat diputar ulang di tempat yang membutuhkan sesuai dengan
situasi dan kondisinya. Kelemahannya adalah biayanya cukup mahal, prosedur
pembuatannya cukup panjang dan memerlukan keterlibatan berbagai pihak.
Seni drama selain berupa sinema
elektronik, dapat melalui pertunjukan wayang orang atau wayang kulit. Wayang
kulit sendiri digolongkan sebagai media yang bersifat “Audio visual”
artinya suatu media yang dapat dilihat dan didengar, dalam hal ini seperti
sandiwara, pertemuan dan semacamnya. Wayang kulit juga termasuk salah satu
media dakwah yang dipandang lengkap untuk membawakan suatu bentuk dari suatu
ajaran, seperti ajaran-ajaran Islam.
Potensi-potensi masyarakat dalam
mengembangkan kesenian dalam Islam seharusnya menjadi sarana dan media untuk
mengembangkan dakwah Islamiyyah, yang pada tujuan akhirnya adalah dapat
mendekatkan manusia untuk lebih memahami ajaran dan perintah Tuhan melalui
pendekatan seni itu. Dengan demikian seni mempunyai landasan dan kriteria
batasan-batasan yang tidak menjerumuskan pemirsa atau penikmatnya, akan tetapi
justru melalui seni ini. Manusia dapat secara tidak langsung mengerti dan
bertambah pengetahuan agamanya, di mana pada akhirnya mereka akan menjalankan
ajaran agama Islam secara lebih baik.
Dari hasil Makalah tentang Dakwah dengan Film dan Seni
Drama, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dakwah adalah ajakan dan seterusnya kepada umat
manusia (individu atau kelompok) dalam bentuk amar ma’ruf nahi mungkar (lisan,
tulisan dan sebagainya) dengan menggunakan sarana untuk mencapai tujuan itu
yang diridloi Allah SWT.
Film atau gambar hidup juga
sering disebut movie dan secara kolektif sering disebut ‘sinema’. Film
dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur
palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Film dapat dijadikan media dakwah
dengan kelebihannya sebagai audio visual. Sementara itu pengertian drama adalah
karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh
aktor. Pementasan naskah drama dikenal dengan istilah teater. Dapat dikatakan
bahwa berupa cerita yang diperagakan para pemain di panggung.
Film
dan sinetron sebagai media dakwah mempunyai kelebihan, antara lain dapat
menjangaku berbagai kalangan. Di samping itu juga dapat diputar ulang di tempat
yang membutuhkan sesuai dengan situasi dan kondisinya. Kelemahannya adalah
biayanya cukup mahal, prosedur pembuatannya cukup panjang dan memerlukan
keterlibatan berbagai pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. 2008. Rekonstruksi Pemikiran
Dakwah Islam. Jakarta: Amzah.
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta:
Amzah.
Aziz, Moh. Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta:
Prenada Media.
Aziz, Moh. Ali. 2016. Ilmu Dakwah Edisi Revisi.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Suara Muhammadiyah. 2004. Dakwah Kultural Muhammadiyah.
Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Sugito, Bambang. 1992. Dakwah Islam Melalui Media
Wayang Kulit. Solo: Aneka.
Moh. Ali Aziz, 2016, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, hlm.
425-426.
Moh. Ali Aziz, 2016, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, hlm. 427.